25 Des 2008

Muharram telah tiba ....

Dzulhijjah bulan pamungkas dalam kalender Hijriyah, dan Muharram - pun akan datang. Muharram yang diistilahkan dalam bahasa jawa 'bulan suro' mempunyai banyak makna. Salah satu orang jawa menyebutnya bulan suro karena di bulan Muharram tepatnya tanggal 10 kita disunnahkan untuk puasa 'Asyuro (hari ke -10), kemudian ama lidah orang jawa termasuk saya disebut suro. Wallahu a'lam.
Dan Muharram inilah yang akan menutup lembar tahun kemarin dan kita buka di bulan Muharram tahun ini. Semoga dosa ditahun kemarin tidak kita ulang, amal shalih ditahun kemarin dapat kita tingkatkan kualitas dan kuantitasnya. OK. Insya Allah (Ya Allah beri kekuatan kepada hamba untuk menjalani sisa usia ini dengan istiqomah di jalan-Mu. Amin)

Ucapan selamat Tahun Baru Islam : Sunnah atau Bid'ah ?
Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ditanya :Apa hukum mengucapkan selamat tahun baru islam.Bagaimana menjawab ucapan selamat tersebut.

Syaikh menjawab: Jika seseorang mengucapkan selamat,maka jawablah, akan tetapi jangan kita yang memulai.Inilah pandangan yang benar tentang hal ini.Jadi jika seseorang berkata pada anda misalnya:”Selamat tahun baru!, anda bisa menjawab “Semoga Allah jadikan kebaikan dan keberkahan ditahun ini kepada anda” Tapi jangan anda yang mulai, karena saya tidak tahu adanya atsar salaf yang saling mengucapkan selamat hari raya.Bahkan Salaf tidaklah menganggap 1 muharram sebagai awal tahun baru sampai zaman Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu.
Catatan saya:
Ini sama juga untuk ucapan-ucapan yang biasa beredar semisal “Kullu ‘aamin wa antum bi khoirin”.Juga mengenai Hari Raya Lebaran, boleh mengucapkan “Mohon maaf lahir batin” dan yang semisal selama tidak mengandung dosa. (Abu Umair As-Sundawy)

Masih menurut Abu Umair As-Sundawy

Menjelang tahun baru islam 1429H yang sebentar lagi akan kita jumpai, saya coba sampaikan penjelasan Syaikh Ibn Jibrin.Berikut keterangan beliau :

Alhamdulillahirobbil ‘aalamin
.Shalawat serta salam semoga tercurah kepada semulia-mulia para Rasul.Sesungguhnya tahniah adalah kabar gembira dan senang dengan segala sesuatu yang menggembirakan jiwa-jiwa yang berbahagia dengannya.

Adalah dulu Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam memberitakan kabar gembira kepada sahabat-sahabatnya akan kedatangan bulan Ramadhan.Maka inilah petunjuk (dalil) akan kebolehan ucapan kebahagiaan dengan apa yang senang dengannya dalam urusan dunia dan akhirat.

Maklum adanya bahwa Tahun Baru membawa kebahagiaan dan kesedihan.Rasa bahagia dengan telah genapnya satu tahun penuh yang terisi dengan keistiqomahan dan keteguhan diatas agama dan juga rasa aman, kesehatan dan kehidupan bahagia,selama setahun penuh, maka atas keadaan ini maka bertahniah dengannya dan mendoa’akan sebagian mereka kepada sebagian lain dengan ucapan kehidupan yang baik, panjang umur diatas ketaatan.

Adapun rasa sedihnya (ketika datangnya tahun baru) adalah bahwa berlalunya tahun-tahun itu semakin mendekatkan kita kepada ajal dan memangkas umur kita.Keadaan seperti alhamdulillah ada keterangan bahwa Rasulullah ketika melihat hilal bulan baru berkata :

الحمد لله على طول الأعمار والتردد في الآثار، الحمد لله الذي أذهب عنا شهر كذا وآتانا من شهر كذا

Maka demikianlah juga dalam tahun tahun yang berlalu, karena tahun lebih panjang rentang waktunya (dari bulan). Maka bersyukur memuji Allah karena dapat mendapati pergantian tahun tersebut sebagaimana melalui datangnya bulan Ramadhan dan saling menyelamati sesama saudara muslim dengannya dan saling bertahniah dan mendoakan keberkahan pada aktu-waktu yang bahagia seperti saat masuknya Ramadhan, hari Raya Islam dan semisalnya seperti dengan ucapan “Selamat semoga tahun ini membawa engkau kepada kebahagiaan” atau Semoga Allah mengembalikan pada kita semisal tahun lalu yang berkah” Atau “Semoga keberkahan menyertai anda dalam tahun yang mudah-mudan penuh keutamaan” atau Semoga Allah menjadikan anda dari golongan yang kembali pada Nya” atau “Semoga sukses ditahun ini dengan keridhoan Allah ta’ala”.

Hal ini sebagaimana disyariatkanya do’a agar diterima setelah selesainya dari suatu ibadah dalam musim tertentu seperti haji dan umrah dengan ucapan misalnya “Taqobbalallahu hajjaka aw umrotaka”(semoga Allah menerima haji mu atau umrahmu) atau “semoga anda mendapati kebaikan atas haji mu” atau “Barakallah laka fi hadzal ‘amal ash-shalih” (Keberkahan atasmu atas amal shalih ini) atau “Semoga Allah jadikan haji mu sebagai amal shalih dan usaha yang diganjar” atau yang semisal..Allahu a’lam.

Ucapan-ucapan seperti ini teranggap dari do’a- do’a yang dianjurkan.Telah ada dorongan dalam mendo’akan sesama muslim terhadap saudaranya dalam event-event tertentu (munasabat) seperti kesembuhan atas penyakit, kedatangan dari safar, kelahiran anak,tahniah ketika memasuki awal ramadhan.Yang seperti ini tidak terlarang mengucapkan tahniah dengan hari raya, dengan kedatangan bulan Ramadhan atau dengan masuknya tahun baru. Ini dari sisi kebahagiaan dan senang dengan panjangnya kehidupan kita dengan tetap berpegang teguh dengan sunnah dan amal shalih,sama saja apakah dalam bentuk bersalam jabat tangan, atau dalam bentuk tulisan , dengan telepon dan yang semisal.

Syaikh Abdullah bin Abdurrahman bin Jibrin
Website resmi beliau : http://www.ibn-jebreen.com/article2.php?id=11 (5 Januari 2008)

Salam, Abu Umair As-Sundawy
NB:Sejumlah fatwa Syaikh Ibn Jibrin terkait dalam masalah tahniah dapat disimak di http://www.ibn-jebreen.com/ftawa.php?view=masal&subid=788&parent=785

Tidak ada komentar:

Posting Komentar